Desain struktur harus memenuhi tiga kriteria utama: kekuatan, kemampuan layan, dan ekonomi. Kekuatan mengacu pada kemampuan struktur untuk bertahan dan aman pada kondisi pembebanan ekstrem, tanpa mengalami kerusakan yang membahayakan selama pemakaian. Kemampuan layan melibatkan fungsi struktur, stabilitas, tahan terhadap beban, defleksi, vibrasi, deformasi permanen, retakan, dan korosi. Aspek ekonomi mencakup biaya material, konstruksi, dan tenaga kerja dari perencanaan hingga pemeliharaan struktur.
Dalam perencanaan struktural, ada dua filosofi yang umum digunakan saat ini. Pertama, filosofi perencanaan tegangan kerja-elastis memastikan bahwa tegangan yang diakibatkan oleh beban kerja tidak melampaui batas tegangan ijin yang telah ditetapkan. Batas tegangan ini diatur oleh peraturan bangunan untuk memastikan faktor keamanan terhadap tegangan batas, seperti tegangan leleh minimum atau tegangan tekuk. Tegangan yang dihitung harus berada dalam batas elastis, sejajar dengan regangan.
Sedangkan, filosofi perencanaan keadaan batas mencakup metode yang melibatkan "perencanaan kekuatan batas," "perencanaan plastis," "perencanaan faktor beban," "perencanaan batas," dan "perencanaan faktor daya tahan dan beban" (LRFD/Load and Resistance Factor Design). Keadaan batas merujuk pada kondisi di mana struktur tidak dapat memenuhi fungsi yang direncanakan. Kondisi ini dapat dibagi menjadi dua kategori: keadaan batas kekuatan yang melibatkan kekuatan plastis, tekuk, lelah, pecah, guling, dan geser; serta keadaan batas kemampuan layan yang melibatkan lendutan, getaran, deformasi permanen, dan retak. Dalam perencanaan keadaan batas, upaya dilakukan untuk mencegah kondisi keadaan batas kekuatan atau keamanan dengan memperhitungkan faktor tertentu pada pembebanan. Berbeda dengan perencanaan tegangan kerja, peninjauan pada perencanaan keadaan batas difokuskan pada potensi keruntuhan atau keadaan batas dengan membandingkan keamanan pada kondisi tersebut.
Selengkapnya mengenai Teknik Struktur Bangunan
0 comments:
Posting Komentar