[iklan]

Memberi pada saat Sempit, Menolong pada saat Sulit, Menghibur pada saat Sedih

@aydin.ghafi

Tuhan mengajarkan kepada kita untuk memberi pada saat sempit, bukan menyimpan. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menolong pada saat sulit, bukan meminta. Tuhan mengajarkan kepada kita untuk menghibur pada saat sedih, bukan mengeluh.

♬ suara asli - Aydin Ghafi


لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهٖ ۗ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّاۤ اٰتٰٮهُ اللّٰهُ ۗ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَاۤ اٰتٰٮهَا ۗ سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا

"Hendaklah orang yang mempunyai keluasan memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang terbatas rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan (sesuai) dengan apa yang diberikan Allah kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan."

(QS. At-Talaq 65: Ayat 7)

.
Berikut adalah tafsir Quran Surat At-Talaq (65) Ayat 7 dari beberapa sumber:

Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia
QS. At-Talaq 65: Ayat 7: Hendaklah orang yang memiliki keluasan memberi nafkah sesuai dengan keluasaan yang dimilikinya. Dan barangsiapa yang disempitkan rezekinya maka hendaklah dia memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.

Tafsir Al-Muyassar
QS. At-Talaq 65: Ayat 7: Hendaklah orang yang memiliki keluasan rizki memberikan nafkah kepada mereka yang wajib dinafkahi dengan kadar keluasaan tersebut. Dan barangsiapa yang disempitkan rezekinya maka hendaklah dia memberikan nafkah kepada mereka yang wajib dinafkahi sesuai dengan apa yang Allah berikan kepadanya dari rezeki. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar rezeki yang diberikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan.

Tafsir Ibnu Katsir
QS. At-Talaq 65: Ayat 7: Allah Ta'ala berfirman, "Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya," yakni orang yang mempunyai kelapangan dan kelonggaran rizki, hendaknya memberikan nafkah kepada istri-istrinya menurut kemampuannya. "Dan orang yang disempitkan rezekinya, hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya," yakni orang yang sempit rizkinya, hendaklah ia memberikan nafkah kepada istrinya sekadar kemampuannya. "Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekadar apa yang Allah berikan kepadanya," yakni, tidak wajib bagi seorang suami memberikan nafkah kepada istrinya lebih dari kemampuannya.

Tentu, berikut adalah beberapa sumber tafsir tambahan untuk Surat At-Talaq (65) Ayat 7:

Tafsir Jalalayn
Ayat 7: "Hendaklah orang yang memiliki keluasan memberi nafkah sesuai dengan keluasaan yang dimilikinya. Dan barangsiapa yang disempitkan rezekinya maka hendaklah dia memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan."

Sumber: Tafsir Jalalayn tersedia di berbagai situs Islam yang menawarkan tafsir klasik.

Tafsir Al-Qurtubi
Ayat 7: "Hendaklah orang yang memiliki keluasan memberi nafkah sesuai dengan keluasaan yang dimilikinya. Dan barangsiapa yang disempitkan rezekinya maka hendaklah dia memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan."

Sumber: Tafsir Al-Qurtubi yang bisa ditemukan di berbagai perpustakaan online Islam dan situs-situs tafsir.

Tafsir As-Sa'di
Ayat 7: "Hendaklah orang yang memiliki keluasan rezeki memberikan nafkah sesuai dengan keluasaan rezekinya. Dan barangsiapa yang rezekinya sempit, hendaklah memberi nafkah dari apa yang Allah berikan kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan."

Sumber: Tafsir As-Sa'di, sering tersedia di situs Islam yang menyediakan tafsir modern.

Tafsir Al-Mawardi
Ayat 7: "Hendaklah orang yang memiliki kelapangan rezeki memberikan nafkah sesuai dengan kelapangan rezekinya. Dan barangsiapa yang rezekinya sempit, hendaklah memberi nafkah dari apa yang Allah berikan kepadanya. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Allah akan memberikan kelapangan setelah kesempitan."

Sumber: Tafsir Al-Mawardi dapat ditemukan di berbagai sumber literatur klasik Islam.

Sumber:
1. Kementerian Agama Republik Indonesia - https://quran.kemenag.go.id/
2. Tafsir Al-Muyassar - https://tafsir.app/tafsir/al-muyassar
3. Tafsir Ibnu Katsir - https://www.alim.org/quran/tafsir/ibn-kathir/surah/65/7

4. Tafsir Al-Qurtubi - https://quran.ksu.edu.sa/tafseer/qurtubi/sura65-aya7.html
5. Tafsir As-Sa'di - https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&ID=2394&idfrom=0&idto=0&flag=1&bk_no=9&ayano=7&surano=65&img_no=1&type=ajax
6. Tafsir Jalalayn - https://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=65&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=1
.

@afandi.omasae

Allah mengajarkan pada kita untuk memberi pada saat sempit, bukan menyimpan. Allah mengajarkan kepada kita, menolong pada saat sulit, bukan meminta. Allah mengajarkan kepada kita untuk menghibur pada saat sedih, bukan mengeluh.

♬ suara asli - Afandi.Omasae

0 comments:

Posting Komentar

Catatan Sementara

 
© - Catatan Afandi Kusuma | Buku.suwur | Furniture.Omasae | JayaSteel | OmaSae | Alat Pesta + Wedding | Galvalum | DepoAirIsiUlang | Seluruh Arsip