Saat aku pindah ke B adalah karena anak-anak mau ikut dengan aku.
jadi aku sibuk ngurus anak-anak, dan posting untuk pemasaran hampir tidak tersentuh.
cari uang yang praktis dan langsung saja. jadi pemasukan malah berantakan.
saat itu mendadak. tanpa persiapan. jadi tidak ada acara menyiapkan rumah.
tidak lama kemudian, ditinggal istri karena dibawah ibunya.
tidak apa. aku senang, dan aku tidak peduli untuk tidak mendapatkan hakku. karena bebanku berkurang.
Walau ada istri saat itu, aku ngurus anak-anak sendiri. Kondisi rumah yang berantakan adalah lebih ringan bagiku saat itu, karena terbebas dari beban yang lebih berat, dengan cara tanpa aku melakukan pelanggaran.
Cuci baju mereka, menjaga mereka agar tidak merengek untuk kembali ke S (saat bulan-bulan pertama, karena masih penyesuaian) dengan memasakkan air panas untuk mandi. menyiapkan bekal untuk sekolah dll.
Aku senang sekali, bahagia sekali saat itu.
Walau kondisi berantakan, tapi hidup bersama anak-anak sangat menyenangkan. temannya A hampir tiap hari bermain ke rumah. Mereka semua kompak mencarikan aku istri. walau tentu hanya guyon, karena mereka masih anak-anak.
Lalu hadir, wanita yang aku sudah jatuh cinta sebelum aku menikahinya.
dan akhirnya aku menikahinya.
Hingga kondisi rumah yang berantakan, menjadi lebih rapi.
tapi rumah masih belum ada persiapan sama sekali.
Aku sudah berniat memperbaiki kondisi rumah.
tapi kondisi keuangan tidak mendukung.
hingga butuh waktu yang cukup lama untuk sedikit memperbaiki saja.
masih banyak yang belum bisa diperbaiki.
Ada kerjaan, juga di tempat yang kesulitan keuangan.
jadi harus ridho dengan kondisi yang pas-pasan.
Kebahagiaanku tinggal bersama anak-anak tidak lama.
Ibuku yang tidak menahan marah, menjadi pemicu. Aku harus tinggal berjauhan dengan anak-anak.
aku sangat kehilangan. walau masih bisa sering mengunjungi mereka.
Aku sedikit terhibur dengan anaknya istri yang lucu, dan cerdas. Aku mencintai mereka seperti aku mencintai anakku sendiri. Aku berharap dengan mencintainya, anakku yang jauh dari aku juga ada yang mencintainya.
...
sudah meleleh
0 comments:
Posting Komentar