Sudah saatnya Rupiah Nilainya dikalikan 1000. 1 (satu) rupiah (yang baru) sama dengan 1000 rupiah sekarang.
Kebanyakan penjual pun sudah tidak menyebut ribu, dalam
menyebut harga barangnya dalam ucapan.
“Pinten niki Bu?” (berapa
ini Bu?), kata seorang ibu pembeli sambil menunjuk sebungkus kentang. “Kaleh” (Dua), jawab penjual. “Niki Bu?” (Ini
Bu?), sambil menunjuk ikan patin. “Sekawan welas” (Empat belas), jawab penjualnya. Dalam menghitung total belanja,
penjual juga menyebut tanpa ribu. “Iki loro, tambah pat belas, nem belas,
tambah limo, selikur, tambah loro setengah, telu lekur setengah, tambah siji
setengah, selawih”. (Ini dua, tambah
empat belas, enam belas, tambah lima, dua puluh satu, tambah dua setengah, dua
puluh tiga setengah, tambah satu tengah, dua puluh lima).
Hal semacam itu, banyak kita temui saat membeli makanan,
saat menanyakan harga baju di pasar, saat menanyakan jasa tukang kayu dan
lain-lain.
Barang-barangpun, tidak banyak yang harganya dibawah 1000
rupiah sekarang, kalau pun ada, tetap mudah dengan menyebut 10 (sepuluh) sen
(untuk sekarang 100 rupiah), atau 50 sen (untuk nilai sekarang 500 rupiah). Atau juga bisa disebut setengah, atau 1 dapat 10.
Bank Indonesia bisa mengeluarkan pecahan baru, 10 sen, 50
sen, 1 rupiah, 2 rupiah, 5 rupiah, 10 rupiah, 20 rupiah, 50 rupiah, 100 rupiah,
dan 200 rupiah. Uang baru ini nilainya sama dengan 1000 kali uang lama, 20 rupiah sama dengan 20.000, 200 sama dengan 200 ribu. Uang
yang lama bisa ditarik secara bertahap. Kalau kita membeli sepeda, harga 1juta,
kita bisa membayar dengan menggunakan pecahan uang yang baru sama dengan 1000 rupiah. Dan
ketika masih dalam proses transisi, bisa juga membayar dengan 500 rupiah uang
baru, dan ditambah 500 ribu uang lama. Di bank dan di atm, hanya mengeluarkan
pecahan uang yang baru, dan pecahan uang yang lama, masih tetap bisa digunakan.
Ok, teman-teman ada usulan mengenai nilai uang baru rupiah, menjadi seribu kali uang yang sekarang?
Ok, teman-teman ada usulan mengenai nilai uang baru rupiah, menjadi seribu kali uang yang sekarang?
0 comments:
Posting Komentar