[iklan]

Jadi Agen/Distributor Es Kristal Air Omasae: Peluang Usaha Menjanjikan

Pernah kepikiran punya usaha yang permintaannya nggak pernah sepi? Coba deh jadi agen atau distributor es kristal. Apalagi di daerah tropis seperti Indonesia, es sudah jadi kebutuhan harian. Dari minuman segar pinggir jalan sampai restoran besar, semua butuh es kristal. Kalau kamu bisa jadi penghubung antara produsen dan konsumen, keuntungan bisa mengalir terus setiap hari.

Es Kristal: Kebutuhan yang Tidak Pernah Habis

Es kristal sekarang sudah jadi standar utama dalam dunia kuliner. Minuman kekinian, kopi susu, boba, es teh, sampai jus segar—semuanya lebih nikmat kalau pakai es kristal yang bening dan higienis. Bedanya dengan es batu tradisional, es kristal lebih praktis, cepat larut, dan tampilannya lebih menarik.

Karena itu, setiap usaha kuliner butuh es kristal setiap hari dalam jumlah besar. Ini artinya, peluang bisnis di sektor distribusi es kristal sangat terbuka lebar.


Kenapa Pilih Jadi Agen Es Kristal?

  • Modal ringan: Nggak perlu punya mesin produksi sendiri, cukup siapkan penyimpanan dan alat transportasi.

  • Repeat order tinggi: Es habis setiap hari, pelanggan akan terus beli.

  • Target pasar berlapis: Dari pedagang kecil, café, restoran, sampai event besar.

  • Fleksibel: Bisa dijalankan skala kecil dulu, lalu diperbesar sesuai pertumbuhan pelanggan.


Air Omasae: Partner Bisnis yang Tepat

Biar usaha kamu lancar, kuncinya ada di kualitas produk. Nah, Air Omasae siap jadi mitra terpercaya. Es kristal yang diproduksi dari Air Omasae terjamin:

  • Bersih dan higienis – dibuat dari air berkualitas tinggi.

  • Pasokan konsisten – nggak perlu khawatir kehabisan stok.

  • Merek terpercaya – lebih mudah masuk ke pasar karena sudah dikenal.

Dengan kerja sama ini, kamu nggak perlu pusing mikirin produksi, cukup fokus pada distribusi dan jaringan pelanggan.


Cara Memulai Jadi Agen Air Omasae

  1. Hubungi tim Air Omasae untuk kerja sama resmi.

  2. Siapkan storage dingin atau cooler box sebagai tempat penyimpanan sementara.

  3. Gunakan kendaraan berinsulasi (motor dengan box atau pick-up) untuk distribusi.

  4. Jangkau pelanggan sekitar seperti pedagang minuman, kafe, dan rumah makan.

  5. Bangun sistem layanan rutin agar pelanggan merasa nyaman berlangganan.


Peluang Keuntungan

Bayangin kalau kamu bisa jual rata-rata 400 kg es kristal per hari, dengan margin Rp500 per kg, itu berarti Rp200.000 bersih per hari. Kalau sebulan jalan normal, bisa dapat sekitar Rp6 juta. Dan itu masih bisa berkembang lebih besar kalau jaringan pelanggan makin luas. 

Usaha jadi agen atau distributor es kristal jelas punya prospek cerah di daerah tropis. Dengan pasar yang luas, repeat order tinggi, dan dukungan dari pemasok berkualitas seperti Air Omasae, kamu bisa membangun bisnis yang stabil, menguntungkan, dan berkelanjutan.

Kalau kamu serius ingin mulai usaha dengan risiko rendah tapi peluang besar, sekarang saatnya gabung jadi mitra agen/distributor es kristal bersama Air Omasae. 





    Nasi Box WASO + Ayam Bakar: Enak, Praktis, dan Selalu Jadi Favorit

    Bayangkan ini: kamu lagi duduk di acara kantor, perut keroncongan, lalu panitia datang bawa kotak makanan. Begitu dibuka, aromanya langsung bikin semua orang fokus ke satu hal: makan! Nah, itulah kekuatan Nasi Box WASO dengan Ayam Bakar. Simpel, praktis, tapi selalu sukses bikin semua acara jadi lebih hangat.

    Cerita di Balik Nasi Box

    Nasi box bukan sekadar kotak isi nasi. Dia adalah penyelamat di banyak acara. Dari syukuran, rapat, sampai arisan, nasi box selalu hadir untuk menjaga perut tetap bahagia. Dengan nasi box, semuanya lebih gampang: nggak ribet piring, nggak bingung porsi, semua rata. Tinggal buka kotak, langsung siap santap. ✨


    Apa yang Membuat WASO Berbeda?

    Di Sidoarjo, banyak pilihan nasi kotak. Tapi kenapa banyak orang balik lagi ke WASO? Jawabannya ada di tiga hal:

    • Rasa yang Konsisten: Ayam bakar selalu juicy, bumbunya meresap, dan nggak pernah zonk.

    • Isi yang Lengkap: Ada nasi, lauk utama, lalapan, sambal, bahkan lauk pendamping.

    • Kerapian & Kebersihan: Kotak selalu rapi, bikin siapa pun yang nerima merasa dihargai.


    Bintang Utama: Ayam Bakar WASO

    Kalau ngomong soal Nasi Box WASO, nggak bisa lepas dari ayam bakarnya. Apa sih rahasianya?

    1. Proses Ungkep yang Sabar: Bumbu tradisional meresap sempurna sebelum dibakar.

    2. Rasa Seimbang: Ada manisnya, gurihnya, pedasnya pas.

    3. Aroma yang Menggoda: Sedikit smoky, bikin nggak sabar untuk segera makan.

    Hasilnya? Ayam bakar yang bukan cuma lauk, tapi jadi highlight di setiap box.


    Acara Jadi Lebih Mudah

    Nasi Box WASO cocok di semua momen:

    • Syukuran: Dari lahiran sampai ulang tahun.

    • Meeting: Nggak ada alasan ngantuk kalau perut kenyang.

    • Arisan: Tante-tante pasti kasih jempol.

    • Sekolah & Kampus: Simpel dibagikan, nggak bikin ribet.

    • Perjalanan: Praktis buat bekal.


    Tips Saat Memesan Nasi Kotak

    Biar acara makin lancar, perhatikan hal ini:

    • Pilih menu yang disukai banyak orang (ayam bakar selalu aman 👍).

    • Pesan sesuai jumlah tamu, tambah sedikit biar aman.

    • Tentukan waktu pengiriman yang pas, biar nasi tetap hangat.

    • Jangan lupa cek testimoni, biar lebih yakin.


    Kata Pelanggan Setia

    Beberapa testimoni dari pelanggan:

    • “Ayam bakarnya enak banget, semua tamu puas.” – --

    • “Kotaknya rapi, rasanya konsisten, recommended.” – --

    • “Harganya pas di kantong, tapi rasanya premium.” – --


    Proses Pemesanan yang Simpel

    Cara pesan di WASO gampang banget:

    1. Pilih jumlah box.

    2. Tentukan menu.

    3. Hubungi tim WASO via WA/telepon.

    4. Tunggu pesanan diantar.

    5. Acara pun jadi lebih tenang. 

    Acara tanpa makanan enak ibarat sayur tanpa garam: hambar. Dengan Nasi Box WASO + Ayam Bakar, kamu nggak cuma bikin tamu kenyang, tapi juga bikin mereka tersenyum. Jadi kalau lagi cari nasi kotak di Sidoarjo, pilihannya jelas: WASO.

    Karena di setiap kotaknya, ada rasa, kehangatan, dan cerita yang nggak terlupakan. ❤️


    : nasi box Sidoarjo, nasi kotak ayam bakar, catering nasi box enak, nasi kotak praktis, Dapur WASO.





      Memberi Harokat pada Kitab Gundul menggunakan AI

      وَدَلِيلُ ذَلِكَ · تَظَلُّمُ الأَنْصَارِيِّ مِنْ تَنْظِيمِ الدَّوْلَةِ لِسَقْيِ المَاءِ · لِلأَوَّلِ فَالْأَوَّلِ·· أَيْ لِلَّذِي يَمُرُّ مَسِيلُ المَاءِ عَلَى أَرْضِهِ أَوَّلًا··
      فَكَانَ الأَنْصَارِيُّ يُرِيدُ أَنْ يُرْسِلَ الزُّبَيْرُ المَاءَ إِلَيْهِ · قَبْلَ أَنْ يَسْقِيَ الزُّبَيْرُ أَرْضَهُ··
      (حَيْثُ كَانَ السَّيْلُ يَمُرُّ بِأَرْضِ الزُّبَيْرِ أَوَّلًا)··
      فَامْتَنَعَ الزُّبَيْرُ··
      وَرُفِعَتِ القَضِيَّةُ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ··
      فَقَضَى بَيْنَهُمَا بِأَنْ يَسْقِيَ الزُّبَيْرُ سَقْيًا خَفِيفًا · ثُمَّ يُرْسِلَ المَاءَ إِلَى جَارِهِ الأَنْصَارِيِّ··
      (أَيْ لَا يَأْخُذَ الزُّبَيْرُ كَامِلَ دَوْرِهِ مُسَاعَدَةً لِلأَنْصَارِيِّ)··
      فَلَمْ يَقْبَلِ الأَنْصَارِيُّ بِذَلِكَ··
      بَلْ أَرَادَ أَنْ يَصِلَ المَاءُ إِلَى أَرْضِهِ · قَبْلَ أَنْ يَسْقِيَ الزُّبَيْرُ··
      ثُمَّ قَالَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ · بِأَنَّ قَضَاءَهُ هَذَا كَانَ لِأَنَّ الزُّبَيْرَ ابْنُ عَمَّتِهِ··
      (وَهِيَ كَلِمَةٌ كَبِيرَةٌ فِي حَقِّ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ · وَلَكِنْ يَبْدُو أَنَّ الرَّسُولَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ · عَفَا عَنْ مَقُولَتِهِ تِلْكَ · لِأَنَّهُ كَانَ شَهِدَ بَدْرًا · كَمَا فِي رِوَايَةِ البُخَارِيِّ)··



      عِنْدَها حَكَمَ الرَّسُولُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ · أَنْ يَأْخُذَ الزُّبَيْرُ كامِلَ حَقِّهِ فِي السَّقْيِ·· وَهُوَ أَنْ يَسْقِيَ الزُّبَيْرُ أَرْضَهُ حَتَّى يَصِلَ المَاءُ إِلَى أَصْلِ الجَدْرِ · وَهُوَ أَصْلُ الحَائِطِ أَوْ أَصْلُ الشَّجَرِ·· وَقَدْ فَسَّرَهُ العُلَمَاءُ أَنْ يَرْتَفِعَ المَاءُ فِي الأَرْضِ حَتَّى يُغَطِّيَ رِجْلَ الإِنْسَانِ··· وَالحَدِيثُ بِتَمَامِهِ فِيمَا رَوَاهُ مُسْلِمٌ · مِنْ طَرِيقِ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ · أَنَّ عَبْدَ اللهِ بْنَ الزُّبَيْرِ حَدَّثَهُ · أَنَّ رَجُلًا مِنَ الأَنْصَارِ خَاصَمَ الزُّبَيْرَ · عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ·· فِي شِرَاجِ الحَرَّةِ الَّتِي يَسْقُونَ بِهَا النَّخْلَ·· فَقَالَ الأَنْصَارِيُّ · سَرِّحِ المَاءَ يَمُرُّ·· فَأَبَى عَلَيْهِمْ·· فَاخْتَصَمُوا عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ··· فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ · لِلزُّبَيْرِ: «اسْقِ يَا زُبَيْرُ · ثُمَّ أَرْسِلِ المَاءَ إِلَى جَارِكَ»·· فَغَضِبَ الأَنْصَارِيُّ · فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ · أَنْ كَانَ ابْنَ عَمَّتِكَ·· فَتَلَوَّنَ وَجْهُ نَبِيِّ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ·· ثُمَّ قَالَ: «يَا زُبَيْرُ · اسْقِ · ثُمَّ احْبِسِ المَاءَ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى الجَدْرِ»··· فَقَالَ الزُّبَيْرُ: وَاللهِ إِنِّي لَأَحْسِبُ هَذِهِ الآيَةَ نَزَلَتْ فِي ذَلِكَ · {فَلا وَرَبِّكَ لا يُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ · ثُمَّ لا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا} \[٠٦٥:٠٠٤]··· (شِرَاجُ الحَرَّةِ أَي مَسِيلُ المَاءِ · وَالحَرَّةُ مَوْضِعٌ مَعْرُوفٌ بِالمَدِينَةِ · وَأُضِيفَتِ الشِّرَاجُ لِلحَرَّةِ لأَنَّهُ كَانَ فِيهَا·· قَالَ أَبُو عُبَيْدٍ: كَانَ بِالمَدِينَةِ وَادِيَانِ يَسِيلَانِ بِمَاءِ المَطَرِ · فَيَتَنَافَسُ النَّاسُ فِيهِ · فَقَضَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ · لِلأَعْلَى فَالأَعْلَى·· أَي يَسْقِي صَاحِبُ الأَرْضِ لِأَوَّلِ المَسِيلِ · ثُمَّ الَّذِي بَعْدَهُ · وَهَكَذَا)···


      وَلِذَلِكَ فَإِنَّ أَيَّةَ مَظْلِمَةٍ تَحْصُلُ عَلَى أَيِّ شَخْصٍ · سَوَاءٌ أَكَانَتْ مِنَ الحَاكِمِ · أَمْ مِنْ تَنْظِيمَاتِ الدَّوْلَةِ وَأَوَامِرِهَا·· تُعْتَبَرُ مَظْلِمَةً · كَمَا يُفْهَمُ مِنْ هَذَيْنِ الحَدِيثَيْنِ·· وَيُرْفَعُ أَمْرُهَا لِلْخَلِيفَةِ · لِيَقْضِيَ فِي هَذِهِ المَظْلِمَةِ·· أَوْ لِمَنْ يُنِيبُهُ الخَلِيفَةُ عَنْهُ فِي ذَلِكَ · مِنْ قُضَاةِ المَظَالِمِ···


      --Dalilnya adalah komplain seorang Anshar tentang
      pengaturan negara dalam masalah pengairan, untuk pihak yang
      pertama, kemudian selanjutnya, dan setersunya; yaitu dengan
      urutan: orang yang lebih dulu dilalui air, kemudian yang
      berikutnya, dan yang berikutnya lagi. Begitu seterusnya. Orang
      Anshar itu menghendaki agar Zubair lebih dulu mengalirkan air
      kepadanya sebelum mengairi miliknya sendiri, yaitu ketika air
      mengalir melalui tanah milik Zubair terlebih dulu. Lalu Zubair
      menolaknya. Perkara itu disampaikan kepada Rasulullah saw.
      Beliau kemudian memutuskan perkara di antara keduanya agar
      Zubair mengairi tanahnya sedikit saja, lalu mengalirkan air itu
      kepada orang Anshar tersebut, (artinya Zubair tidak mengambil
      bagian air secara penuh sebagai bantuan kepada orang Anshar
      itu). Orang Anshar itu pun tidak menerima putusan Rasulullah
      tersebut. Ia ingin agar air itu dialirkan ke tanahnya lebih dulu
      sebelum Zubair mengairi tanahnya sendiri. Kemudian orang
      Anshar itu mengatakan kepada Rasulullah saw., bahwa keputusan
      Beliau itu lebih disebabkan karena Zubair adalah sepupu Beliau.
      (Ini merupakan perkataan yang sangat besar pengaruhnya pada
      [sangat menyinggung] diri Rasulullah saw.). Akan tetapi, tampak
      bahwa Rasulullah saw. memaafkan perkataan itu, karena orang
      Anshar tersebut telah ikut serta dalam Perang Badar, sebagaimana
      yang dinyatakan di dalam riwayat Imam al-Bukhari.
      Dalam kondisi demikian, Rasulullah saw. memutuskan agar
      Zubair mengambil bagian pengairannya secara penuh,
      maksudnya agar Zubair mengairi tanahnya hingga air mencapai
      al-Jadr[u], yaitu pagar induk atau akar pohon. Para ulama
      menafsirkannya dengan naiknya air di atas tanah sampai
      membenamkan kaki manusia (sampai mata kaki). Hadis tersebut
      selengkapnya seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
      Urwah bin Zubair, bahwa Abdullah bin Zubair bercerita
      201Peradilan
      kepadanya:
      Seorang Anshar pernah memperkarakan Zubair kepada
      Rasulullah saw. dalam masalah syiraj al-harrah yang
      digunakan untuk mengairi kurma. Orang Anshar itu berkata,
      “Biarkan air terus mengalir.” Namun, Zubair menolaknya.
      Lalu orang Anshar itu mengadukannya kepada Rasulullah
      saw. Kemudian Rasulullah saw. bersabda kepada Zubair,
      “Airilah tanahmu, wahai Zubair, kemudian alirkan air itu ke
      tetanggamu.” Akan tetapi, orang Anshar itu marah seraya
      berkata, “Wahai Rasulullah saw., karena dia sepupumu.”
      Wajah Rasulullah memerah, kemudian Beliau bersabda,
      “Wahai Zubair, airilah tanahmu, kemudian tahan air itu hingga
      kembali ke al-jadr[u].” Zubair berkata: Demi Allah, aku
      sesungguhnya menilai bahwa ayat ini turun berkenaan dengan
      masalah itu, yaitu ayat:
      Demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga
      mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka
      perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan
      dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan
      mereka menerimanya dengan sepenuhnya. (TQS an-Nisa
      [4]: 65).
      Syirâj adalah tempat jalannya (saluran) air dan al-harrah
      adalah suatu tempat yang sudah dikenal luas di Madinah, lalu
      syirâj disandarkan pada kata al-harrah karena syirâj itu ada di
      tempat itu. Abu Ubaid mengatakan, “Di Madinah terdapat dua
      lembah yang keduanya dialiri oleh air hujan. Lalu orang-orang
      Ÿ
      ξsùy7Î n /u‘uρŸωšχθãΨÏ Β÷ σã ƒ4® Lymx8θßϑÅ j 3ysã ƒ$yϑŠÏ ùtyfx©óΟß γoΨ÷ t/
      §
      Νè OŸω(#ρ߉Šgs†þ’ÎûöΝÎηÅ ¡à Ρr&%[ `tym∩∉∈∪
      202 Struktur Negara Khilafah
      saling berebut dalam masalah saluran air itu. Kemudian Rasulullah
      saw. memberikan keputusan untuk yang lebih atas, lalu
      berikutnya, dan seterusnya; yaitu pemilik tanah yang lebih dulu
      dilewati air agar mengairi tanahnya, kemudian pemilik tanah yang
      berikutnya, dan seterusnya menurut urutan seperti itu.”
      Karena itu, setiap bentuk kezaliman yang menimpa
      seseorang yang berasal dari seorang penguasa atau dari
      pengaturan dan perintah-perintah negara dinilai sebagai
      mazhlimah (kezaliman), sebagaimana yang dapat dipahami dari
      kedua hadis di atas. Perkaranya disampaikan kepada Khalifah
      agar ia menghilangkan kezaliman tersebut, atau disampaikan
      kepada orang yang mewakili Khalifah untuk menghilangkan
      kezaliman itu, yaitu Qâdhî Mazhâlim.

       

      --




      تَعْيِينُ قُضَاةِ المَظَالِمِ · وَعَزْلُهُمْ···

      يُعَيِّنُ قَاضِي المَظَالِمِ مِنْ قِبَلِ الخَلِيفَةِ · أَوْ مِنْ قِبَلِ قَاضِي القُضَاةِ·· وَذَلِكَ لِأَنَّ المَظَالِمَ مِنَ القَضَاءِ · فَهِيَ إِخْبَارٌ عَنِ الحُكْمِ الشَّرْعِيِّ عَلَى سَبِيلِ الإِلْزَامِ·· وَالقَاضِي · بِجَمِيعِ أَنْوَاعِهِ · إِنَّمَا يُعَيِّنُهُ الخَلِيفَةُ·· لِمَا ثَبَتَ أَنَّ الرَّسُولَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ · هُوَ الَّذِي كَانَ يُعَيِّنُ القُضَاةَ بِأَنْوَاعِهِمْ · كَمَا بَيَّنَّا سَابِقًا··· وَبِذَلِكَ فَإِنَّ الخَلِيفَةَ هُوَ الَّذِي يُعَيِّنُ قَاضِي المَظَالِمِ·· وَيَجُوزُ لِقَاضِي القُضَاةِ أَنْ يُعَيِّنَ قَاضِي المَظَالِمِ · إِذَا جَعَلَ لَهُ الخَلِيفَةُ ذَلِكَ فِي عَقْدِ التَّقْلِيدِ··· وَيَجُوزُ أَنْ يَقْتَصِرَ عَمَلُ مَحْكَمَةِ المَظَالِمِ الرَّئِيسَةِ فِي مَرْكَزِ الدَّوْلَةِ · عَلَى النَّظَرِ فِي المَظْلِمَةِ مِنَ الخَلِيفَةِ وَوُزَرَائِهِ وَقَاضِي قُضَاتِهِ·· وَأَنْ تَنْظُرَ فُرُوعُ مَحَاكِمِ المَظَالِمِ فِي الوِلاَيَاتِ · فِي المَظَالِمِ مِنَ الوُلَاةِ وَالعُمَّالِ وَمُوَظَّفِي الدَّوْلَةِ الآخَرِينَ··· وَلِلْخَلِيفَةِ أَنْ يُعْطِيَ مَحْكَمَةَ المَظَالِمِ المَرْكَزِيَّةَ صَلَاحِيَّةَ تَعْيِينِ وَعَزْلِ قُضَاةِ المَظَالِمِ · فِي مَحَاكِمِ المَظَالِمِ فِي فُرُوعِ الوِلاَيَاتِ التَّابِعَةِ لِمَحْكَمَةِ المَظَالِمِ المَرْكَزِيَّةِ···


      وَالخَلِيفَةُ هُوَ الَّذِي يُعَيِّنُ وَيَعْزِلُ أَعْضَاءَ مَحْكَمَةِ المَظَالِمِ الرَّئِيسَةِ فِي مَرْكَزِ الدَّوْلَةِ·· وَأَمَّا عَزْلُ رَئِيسِ مَحْكَمَةِ المَظَالِمِ المَرْكَزِيَّةِ · أَيْ قَاضِي المَظَالِمِ الَّذِي يَنْظُرُ فِي عَزْلِ الخَلِيفَةِ·· فَإِنَّ الأَصْلَ فِيهِ أَنْ يَكُونَ لِلْخَلِيفَةِ حَقُّ عَزْلِهِ · كَمَا لَهُ حَقُّ تَوْلِيَتِهِ كَسَائِرِ القُضَاةِ··· وَلَكِنْ هُنَاكَ حَالَةً · يَغْلِبُ عَلَى الظَّنِّ أَنَّهُ لَوْ تُرِكَتْ صَلَاحِيَّةُ العَزْلِ بِيَدِ الخَلِيفَةِ أَثْنَاءَهَا·· فَإِنَّ هَذِهِ الصَّلَاحِيَّةَ تُؤَدِّي إِلَى الحَرَامِ·· وَعِنْدَهَا تَنْطَبِقُ عَلَيْهَا قَاعِدَةُ (الوَسِيلَةُ إِلَى الحَرَامِ حَرَامٌ)·· حَيْثُ إِنَّ غَلَبَةَ الظَّنِّ تَكْفِي فِي هَذِهِ القَاعِدَةِ···


      أَمَّا هَذِهِ الحَالَةُ فَهِيَ · إِذَا كَانَتْ هُنَاكَ قَضِيَّةٌ مَرْفُوعَةٌ عَلَى الخَلِيفَةِ · أَوْ وُزَرَائِهِ · أَوْ قَاضِي قُضَاتِهِ (إِذَا كَانَ الخَلِيفَةُ قَدْ جَعَلَ لَهُ صَلَاحِيَّةَ تَعْيِينِ وَعَزْلِ قَاضِي المَظَالِمِ)·· وَذَلِكَ لِأَنَّ بَقَاءَ صَلَاحِيَّةِ العَزْلِ بِيَدِ الخَلِيفَةِ فِي هَذِهِ الحَالَةِ · سَيُؤَثِّرُ فِي حُكْمِ القَاضِي·· وَبِالتَّالِي يُحَدُّ مِنْ قُدْرَةِ القَاضِي عَلَى عَزْلِ الخَلِيفَةِ أَوْ أَعْوَانِهِ مَثَلًا·· وَتَكُونُ صَلَاحِيَّةُ العَزْلِ هَذِهِ وَسِيلَةً إِلَى الحَرَامِ·· أَيْ أَنَّ بَقَاءَهَا بِيَدِ الخَلِيفَةِ فِي هَذِهِ الحَالَةِ حَرَامٌ··· وَأَمَّا بَاقِي الحَالَاتِ · فَإِنَّ الحُكْمَ بَاقٍ عَلَى أَصْلِهِ·· أَيْ أَنَّ صَلَاحِيَّةَ عَزْلِ قَاضِي المَظَالِمِ هِيَ لِلْخَلِيفَةِ كَتَوْلِيَتِهِ · سَوَاءً بِسَوَاءٍ···


      -----

      Pengangkatan dan Pemberhentian Qâdhî Mazhâlim

      Qâdhî Mazhâlim diangkat oleh Khalifah atau oleh Qâdhî
      Qudhât (Kepala Qâdhî). Sebab, mazhâlim adalah bagian dari
      peradilan, yaitu penyampaian keputusan hukum syariah yang
      bersifat mengikat. Qâdhî dengan segala macamnya tidak lain
      diangkat oleh Khalifah. Hal itu sesuai dengan apa yang sudah
      ditetapkan, bahwa Rasululah saw. adalah pihak yang mengangkat
      qâdhî dengan segala macamnya, seperti yang telah kami jelaskan
      sebelumnya. Dengan demikian, Khalifahlah yang berhak
      mengangkat Qâdhî Mazhâlim. Qâdhî Qudhât boleh mengangkat
      Qâdhî Mazhâlim jika Khalifah memberikan wewenang itu
      kepadanya yang tertuang di dalam akad pengangkatan Qâdhî
      Qudhât itu. Dibolehkan untuk membatasi tugas Mahkamah
      Mazhâlim Pusat di ibukota Daulah Khilafah untuk memeriksa
      dan memutuskan perkara mazhâlim yang berasal dari Khalifah,
      para wazîr, dan Qâdhî Qudhât. Dibolehkan pula untuk membatasi
      agar Mahkamah Mazhâlim cabang memeriksa dan memutuskan
      perkara mazhâlim di wilayah terhadap mazhâlim yang berasal
      dari para wali dan amil serta pegawai negeri lainnya. Khalifah
      203Peradilan
      juga boleh memberikan kepada Mahkamah Mazhâlim Pusat
      kewenangan untuk mengangkat dan memberhentikan Qâdhî
      Mazhâlim yang ada di cabang-cabang di wilayah (propinsi) yang
      berada di bawah Mahkamah Mazhâlim Pusat itu.
      Khalifah memiliki wewenang untuk mengangkat dan
      memberhentikan anggota Mahkamah Mazhâlim Pusat di ibukota
      Daulah Khilafah. Adapun pencopotan Kepala Mahkamah
      Mazhalim Pusat, yaitu Qâdhî Mazhâlim yang berwenang
      memeriksa dan memutuskan pencopotan Khalifah, maka hukum
      asal atas wewenang pencopotannya berada di tangan Khalifah,
      sebagaimana Khalifah juga memiliki hak untuk mengangkatnya
      seperti terhadap seluruh qâdhî. Akan tetapi, terdapat kondisi yang
      diduga kuat, bahwa jika wewenang pencopotan Kepala
      Mahkamah Mazhâlim Pusat itu tetap diletakkan di tangan
      Khalifah, maka wewenang itu akan menyebabkan terjadinya
      keharaman. Dalam kondisi ini diterapkan kaidah: Al-Wasîlah ilâ
      al-harâm harâm[un] (Sarana yang mengantarkan pada sesuatu
      yang haram adalah haram). Dugaan kuat (ghalabah azh-zhan)
      sudah cukup untuk menerapkan kaidah ini.
      Kondisi tersebut adalah jika terdapat perkara yang diajukan
      berkenaan dengan kezaliman yang berasal dari Khalifah atau
      para wazîr atau Qâdhî Qudhât Khalifah—jika Khalifah
      memberikan kepada Qâdhî Qudhât wewenang untuk
      mengangkat dan memberhentikan Qâdhî Mazhâlim. Hal itu
      karena tetap beradanya kewenangan tersebut di tangan Khalifah
      akan mempengaruhi keputusan Qâdhî Mazhâlim tersebut, yang
      selanjutnya akan membatasi kemampuan Qâdhî Mazhâlim untuk
      memutuskan pencopotan Khalifah atau para pembantu Khalifah.
      Karena itu, wewenang pencopotan yang tetap berada di tangan
      Khalifah dalam kondisi ini menjadi wasilah yang mengantarkan
      pada keharaman. Jadi, dalam kondisi ini wewenang mencopot
      Qâdhî Mazhâlim haram tetap berada di tangan Khalifah.
      Adapun dalam kondisi-kondisi yang lain, maka hukumnya
      204 Struktur Negara Khilafah
      tetap sesuai dengan hukum asalnya, yaitu bahwa wewenang
      mencopot Qâdhî Mazhâlim adalah milik Khalifah, sebagaimana
      pengangkatan Qâdhî Mazhâlim itu. Dalam hal ini sama saja, tidak
      ada perbedaan.

      -----




      صَلَاحِيَّاتُ قَضَاءِ المَظَالِمِ···

      تَمْلِكُ مَحْكَمَةُ المَظَالِمِ صَلَاحِيَّةَ النَّظَرِ فِي أَيَّةِ مَظْلِمَةٍ · مِنَ المَظَالِمِ سَوَاءٌ أَكَانَتْ مُتَعَلِّقَةً بِأَشْخَاصٍ مِنْ جِهَازِ الدَّوْلَةِ · أَمْ مُتَعَلِّقَةً بِمُخَالَفَةِ الخَلِيفَةِ لِأَحْكَامِ الشَّرْعِ · أَمْ مُتَعَلِّقَةً بِمَعْنَى نَصٍّ · مِنْ نُصُوصِ التَّشْرِيعِ فِي الدُّسْتُورِ · وَالقَانُونِ · وَسَائِرِ الأَحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ ضِمْنَ تَبَنِّي الخَلِيفَةِ · أَمْ مُتَعَلِّقَةً بِتَظَلُّمِ الرَّعِيَّةِ مِنَ القَوَانِينِ الإِدَارِيَّةِ المُتَعَلِّقَةِ بِمَصَالِحِهَا · أَمْ مُتَعَلِّقَةً بِفَرْضِ ضَرِيبَةٍ مِنَ الضَّرَائِبِ · أَمْ غَيْرِ ذَلِكَ···


      وَلَا يُشْتَرَطُ فِي قَضَاءِ أَيَّةِ مَظْلِمَةٍ · مُتَعَلِّقَةٍ بِأَشْخَاصٍ مِنْ جِهَازِ الدَّوْلَةِ · أَوْ مُتَعَلِّقَةٍ بِمُخَالَفَةِ الخَلِيفَةِ لِلأَحْكَامِ الشَّرْعِيَّةِ · أَوْ مُتَعَلِّقَةٍ بِمَعْنَى نَصٍّ · مِنْ نُصُوصِ التَّشْرِيعِ · أَوِ الدُّسْتُورِ · أَوِ القَانُونِ ضِمْنَ تَبَنِّي الخَلِيفَةِ · أَوْ مُتَعَلِّقَةٍ بِفَرْضِ ضَرِيبَةٍ مِنَ الضَّرَائِبِ · أَوْ مُتَعَلِّقَةٍ بِتَعَدِّي الدَّوْلَةِ عَلَى الرَّعِيَّةِ وَأَخْذِهَا بِالعَسْفِ وَالظُّلْمِ · أَوْ جَوْرِهَا فِيمَا تَجْبِيهِ مِنْ أَمْوَالٍ · أَوْ إِنْقَاصِهَا لِرَوَاتِبِ المُوَظَّفِينَ وَالجُنْدِ · أَوْ تَأْخِيرِ صَرْفِهَا لَهُمْ · لَا يُشْتَرَطُ فِي قَضَاءِ هَذِهِ المَظَالِمِ وَأَمْثَالِهَا مَجْلِسُ قَضَاءٍ · وَلَا دَعْوَةُ المُدَّعَى عَلَيْهِ · وَلَا وُجُودُ مُدَّعٍ · بَلْ لَهَا حَقُّ النَّظَرِ فِي المَظْلِمَةِ وَلَوْ لَمْ يَدَّعِ بِهَا أَحَدٌ···


      وَذَلِكَ أَنَّ الدَّلِيلَ الَّذِي ثَبَتَ فِيهِ شَرْطُ مَجْلِسِ القَضَاءِ لِلنَّظَرِ فِي القَضِيَّةِ · لَا يَنْطَبِقُ عَلَى مَحْكَمَةِ المَظَالِمِ لِعَدَمِ وُجُودِ مُدَّعٍ · إِذْ لَا حَاجَةَ لِوُجُودِ مُدَّعٍ فِيهَا · فَهِيَ تَنْظُرُ فِي المَظْلِمَةِ وَلَوْ لَمْ يَدَّعِ بِهَا أَحَدٌ · أَوْ لِعَدَمِ ضَرُورَةِ حُضُورِ المُدَّعَى عَلَيْهِ · لِأَنَّهَا تَنْظُرُ فِي القَضِيَّةِ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ لِحُضُورِ المُدَّعَى عَلَيْهِ · لِأَنَّهَا تُدَقِّقُ فِي المَظْلِمَةِ · وَعَلَيْهِ لَا يَنْطَبِقُ عَلَيْهَا دَلِيلُ اشْتِرَاطِ مَجْلِسِ القَضَاءِ · لِمَا رَوَى أَبُو دَاوُد وَأَحْمَدُ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الزُّبَيْرِ قَالَ: «قَضَى رَسُولُ اللهِ ﷺ أَنَّ الخَصْمَيْنِ يَقْعُدَانِ بَيْنَ يَدَيِ الحَاكِمِ» · وَقَوْلُهُ ﷺ لِعَلِيٍّ: «إِذَا جَلَسَ إِلَيْكَ الخَصْمَانِ» · وَعَلَيْهِ لِمَحْكَمَةِ المَظَالِمِ النَّظَرُ فِي المَظْلِمَةِ بِمُجَرَّدِ حُدُوثِهَا · مِنْ غَيْرِ التَّقَيُّدِ بِشَيْءٍ مُطْلَقًا · لَا فِي مَكَانٍ · وَلَا فِي زَمَانٍ · وَلَا فِي مَجْلِسِ قَضَاءٍ · وَلَا غَيْرِ ذَلِكَ · إِلَّا أَنَّهُ نَظَرًا لِمَكَانَةِ هَذِهِ المَحْكَمَةِ مِنْ نَاحِيَةِ صَلَاحِيَّاتِهَا · كَانَتْ تُحَاطُ بِمَا يَجْعَلُ لَهَا الهَيْبَةَ وَالعَظَمَةَ · وَفِي زَمَنِ السَّلَاطِينِ فِي مِصْرَ وَالشَّامِ · كَانَ مَجْلِسُ السُّلْطَانِ الَّذِي يَنْظُرُ فِيهِ فِي المَظَالِمِ يُسَمَّى (دَارَ العَدْلِ) · وَكَانَ يُقِيمُ فِيهِ نُوَّابًا عَنْهُ · وَيَحْضُرُ فِيهِ القُضَاةُ وَالفُقَهَاءُ · وَقَدْ ذَكَرَ المَقْرِيزِيُّ فِي كِتَابِ (السُّلُوكِ إِلَى مَعْرِفَةِ دُوَلِ المُلُوكِ) أَنَّ السُّلْطَانَ المَلِكَ الصَّالِحَ أَيُّوبَ رَتَّبَ عَنْهُ نُوَّابًا بِدَارِ العَدْلِ يَجْلِسُونَ لِإِزَالَةِ المَظَالِمِ · وَمَعَهُمُ الشُّهُودُ وَالقُضَاةُ وَالفُقَهَاءُ · وَلَا بَأْسَ أَنْ يُجْعَلَ لِمَحْكَمَةِ المَظَالِمِ دَارٌ فَخْمَةٌ · فَإِنَّ هَذَا مِنَ المُبَاحَاتِ · لَا سِيَّمَا إِذَا كَانَتْ تَظْهَرُ بِهَا عَظَمَةُ العَدْلِ···


      العُقُودُ وَالمُعَامَلَاتُ وَالأَقْضِيَةُ قَبْلَ قِيَامِ الخِلَافَةِ:

      تُعْتَبَرُ العُقُودُ وَالمُعَامَلَاتُ وَالأَقْضِيَةُ الَّتِي أُبْرِمَتْ وَانْتَهَى تَنْفِيذُهَا قَبْلَ قِيَامِ الخِلَافَةِ· تُعْتَبَرُ صَحِيحَةً بَيْنَ أَطْرَافِهَا· حَتَّى انْتِهَاءِ تَنْفِيذِهَا قَبْلَ الخِلَافَةِ· وَلَا يَنْقُضُهَا قَضَاءُ الخِلَافَةِ وَلَا يُحَرِّكُهَا مِنْ جَدِيدٍ· وَكَذَلِكَ لَا تُقْبَلُ الدَّعَاوَى حَوْلَهَا مِنْ جَدِيدٍ بَعْدَ قِيَامِ الخِلَافَةِ··


      يُسْتَثْنَى مِنْ ذٰلِكَ حَالَتَانِ:

      ١- إِذَا كَانَ لِلْقَضِيَّةِ الَّتِي أُبْرِمَتْ وَانْتَهَى تَنْفِيذُهَا أَثَرٌ مُسْتَمِرٌّ يُخَالِفُ الإِسْلَامَ·

      ٢- إِذَا كَانَتِ القَضِيَّةُ تَتَعَلَّقُ بِمَنْ آذَى الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِينَ·































      Dunia ISLAM

      🎵 Dengarkan di YouTube Music

       🔥 Bangkitkan Kekuatan Ekonomi Dunia Islam! 🔥

      Dunia Islam punya segalanya — sumber daya alam melimpah, posisi strategis, dan populasi muda yang produktif. Tapi, potensi besar ini sering terhambat oleh ketergantungan, konflik, dan dominasi asing.

      Video ini membahas bagaimana umat Muslim bisa membangun kemandirian ekonomi dengan mengandalkan inovasi, kolaborasi, dan keberanian politik untuk menciptakan sistem ekonomi yang berdaulat dan berkelanjutan.

      💡 Saatnya mengulang masa kejayaan!
      📌 Potensi energi & sumber daya melimpah
      📌 Integrasi ekonomi antarnegara Muslim
      📌 Kebangkitan teknologi & inovasi

      #EkonomiIslam #BangkitBersama #KemandirianEkonomi #IslamicEconomy #fyp 

      Catatan Sementara

       
      © - Catatan Afandi Kusuma | Buku.suwur | Furniture.Omasae | JayaSteel | OmaSae | Alat Pesta + Wedding | Galvalum | DepoAirIsiUlang | Seluruh Arsip