[iklan]

Apa sebenarnya makna Fitrah

Mac Rahmat Hidayat 
Banyak manusia bicara ttg Fitrah, apa sebenarnya makna dari Fitrah itu pak ??


Mac Rahmat Hidayat 
Perhatikan QS. Ar-Rūm ayat 30 ini :
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Diin Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) Diin yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,

Kira2... Apa maksud Fitrah pd ayat tersebut ???


Afandi Kusuma 
Secara bahasa, fithrah berarti al-khilqah (naluri, pembawaan) dan ath-thabî‘ah (tabiat, karakter) yang diciptakan Allah Swt. pada manusia.

Menurut sebagian mufasir, kata fithrah Allâh berarti kecenderungan dan kesediaan manusia terhadap agama yang haq. Sebab, fitrah manusia diciptakan Allah Swt. untuk cenderung pada tauhid dan dîn al-Islâm sehingga manusia tidak bisa menolak dan mengingkarinya.

Sebagian mufassir lainnya memaknainya dengan Islam dan Tauhid. Ditafsirkannya fitrah dengan Islam karena untuk fitrah itulah manusia diciptakan


Mac Rahmat Hidayat 
Berarti Idul Fitri adalah .....


Afandi Kusuma 
Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama.

Ada juga yang mengatakan, kata id merupakan turunan kata Al-Adah [arab: العادة], yang artinya kebiasaan.

fitri TIDAK sama dengan fitrah. Fitri dan fitrah adalah dua kata yang berbeda. Beda arti dan penggunaannya.


kata Fitrah sesuai dengan Arum 30 tadi.

Kata fitri berasal dari kata afthara – yufthiru [arab: أفطر – يفطر], yang artinya berbuka atau tidak lagi berpuasa. Disebut idul fitri, karena hari raya ini dimeriahkan bersamaan dengan keadaan kaum muslimin yang tidak lagi berpuasa ramadhan.



Berikut beberapa hadist yang terdapat kata fitri yang bermakna "berbuka"

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا يزال الدين ظاهراً، ما عجّل النّاس الفطر؛ لأنّ اليهود والنّصارى يؤخّرون

“Agama Islam akan senantiasa menang, selama masyarakat (Islam) menyegerakan berbuka. Karena orang yahudi dan nasrani mengakhirkan waktu berbuka.” (HR. Ahmad 9810, Abu Daud 2353, Ibn Hibban 3509 dan statusnya hadia hasan).

Dari Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا تزال أمَّتي على سُنَّتي ما لم تنتظر بفطرها النّجوم

“Umatku akan senantiasa berada di atas sunahku, selama mereka tidak menunggu waktu berbuka dengan terbitnya bintang.” (HR. Ibn Khuzaimah dalam Shahihnya 3/275, dan sanadnya shahih).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصَّوْمُ يَوْمَ تَصُومُونَ، وَالفِطْرُ يَوْمَ تُفْطِرُونَ

“Hari mulai berpuasa (tanggal 1 ramadhan) adalah hari di mana kalian semua berpuasa. Hari berbuka (hari raya 1 syawal) adalah hari di mana kalian semua berbuka.” (HR. Turmudzi 697, Abu Daud 2324, dan dishahihkan Al-Albani).

PEMBIBITAN KADER DA’I

Da’i Action Center



Adalah program pembibitan kader da’i asli putra-putra daerah yang tinggal di daerah rawan aqidah. Ide ini bermula dari kasus di lapangan dimana banyak da’i-da’i yang diterjunkan di daerah bukan asli putra daerah tersebut. Dimana ketika masa kerja para da’i tersebut selesai, mereka akan kembali ke asal mereka masing-masing, dan masyarakat yang telah dibina oleh da’i tersebut akan kehilangan da’i yang membina mereka selama ini. Dan problem kuarangnya pembinaan masyarakat akan kembali terulang.

Dengan program pembinbitan kader da’i asli putra daerah, maka diharapkan tidak ada lagi kelangkaan da’i akibat para da’i pulang kampung, sebab yang membina masyarakat mualaf kini adalah da’i dari kalangan mereka sendiri. Program ini juga akan membangun network yang baik sehingga kesamaan gerak dan kekuatan dakwah di daerah rawan aqidah akan mudah dibangun.

Target kami adalah 1000 kader da’i di tahun ini bisa terwujud, untuk itu bantu Kami dengan memberikan kontribusi Infaq dan Shodaqoh untuk program ini agar pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di daerah rawan aqidah segera terwujud. Saat inijJaringaan kami telah berada di beberapa titik daerah rawan aqidah seperti di Nias, Mentawai, Jawa barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, dll.

Disalin dari http://www.daiaction.net/uncategorized/pembibtan-kader-dai.html
Info lebih lengkap silakan hubungi daiaction.net

Ayat Toleransi [Perbedaan merupakan sunatullah]

Suatu hari, kaum kafir Quraisy sudah mulai putus asa dengan perkembangan Islam di Mekah. Pengaruh Muhammad yang membawa agama baru semakin terasa di kalangan masyarakat. Setelah berembuk, mereka mengutus beberapa orang untuk menemui Muhammad. ”Hai Muhammad, hentikanlah dakwahmu mengajak warga mengikuti agamamu. Bagaimana kalau kita saling berbagi. Satu hari kami menyembah Tuhanmu dan satu hari engkau menyembah Tuhan kami?” Muhammad Rasulullah yang mendengar tawaran seperti itu menolak dengan halus. Selanjutnya, turunlah ayat 1–5 Surah al-Kafirun [109]. Bagaimanakah sebenarnya cara kita bersikap kepada orang-orang non-Islam?



Surah Al-Kafirun [109] tentang Sikap terhadap Orang yang Berbeda Agama dan Keyakinan
Sikap terhadap Orang yang Berbeda Pendapat (Surah Yu-nus [10] Ayat 40–41)
Kebebasan untuk Beriman atau Kafir (Surah Al-Kahf [18] Ayat 29)

Kebebasan Beragama dalam Piagam Madinah
Kebenaran adalah milik Allah semata



Salah satu tantangan bagi kita yang telah memeluk agama Islam adalah menerima dengan tulus hati semua ajaran Allah yang telah diturunkan melalui Rasulullah Muhammad saw. Hal ini karena adakalanya, kita bertanya kok aturannya seperti ini. Pertanyaan seperti itu adalah sesuatu yang sangat wajar. Meski demikian, apabila terlalu lama tanpa jawab akan dapat menggoyahkan keyakinan kita kepada Allah dan rasul-Nya.


Bertoleransi kepada sesama manusia merupakan salah satu adab mulia Islam. Islam menghargai pluralitas atau keanekaragaman yang ada dalam masyarakat. Pluralitas adalah kenyataan yang ada dalam masyarakat kita. Hal ini berbeda dengan pluralisme yang menyamakan semua perbedaan yang ada.

Menghargai keanekaragaman yang ada merupakan kewajiban seorang muslim. Hal ini telah dipraktikkan oleh Rasulullah di Madinah saat beliau dengan indah berhubungan dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Tentu saja selama pihak lain juga memiliki sikap saling menghargai. Untuk mematrikan sikap ini dalam jiwa kita, terdapat beberapa latihan yang perlu Anda biasakan, sebagai berikut.
1. Menghargai pendapat orang lain dengan penuh daya kritis.
2. Tidak memaksakan kehendak atau pendapat kita kepada orang lain.
3. Menjaga hubungan baik dengan orang lain yang berbeda suku, ras, agama, atau golongan dengan kita.
4. Meningkatkan pemahaman tentang ajaran Islam dan keindahannya.
5. Mempertegas jati diri selaku seorang muslim yang baik, santun, tegas, serta mempu mengayomi setiap orang.

Surah Al-Kafirun [109] Ayat 1–6 bercerita tentang sikap seharusnya seorang muslim kepada orang yang berbeda agama dan keyakinan.
Kita tidak boleh mencampur adukkan tata cara kehidupan kita dengan ajaran agama orang lain.
Surah Yu - nus [10]: 40–41 mengajarkan tentang sikap dalam berbeda pendapat dengan orang lain. Saat kita meyakini kebenaran suatu pendapat apalagi pendapat yang bersifat prinsip, kita diperbolehkan untuk berbeda pendapat dengan tetap menghargai pendapat orang lain.

Surah al-Kahf [18]: 29 mengajarkan toleransi untuk beriman atau tidak beriman kepada Allah Swt. Setiap orang dipersilakan untuk beriman atau tidak menurut keyakinan yang mereka miliki.
Dalam masyarakat, perbedaan merupakan sebuah keniscayaan yang pasti ada. Oleh karena itu, saling menghargai sangat diperlukan agar hubungan antarsesama dapat berjalan dengan baik.
Sebagai umat Islam, kita harus tetap menjaga harga diri dan identitas serta sikap kita sebagai seorang muslim yang teguh dan baik hati. Dengan demikian, tugas kita sebagai rahmatan lil-alamin dapat kita tunaikan dengan baik.

Perbedaan merupakan sunatullah yang ditetapkan Allah bagi sekalian makhluk-Nya. Dengan perbedaan itulah kehidupan di muka bumi ini dapat berlangsung dengan dinamis dan interaktif. Sebagai seorang muslim yang baik, kita juga dihadapkan dengan perbedaan tersebut. Untuk itulah kita harus meneladani contoh Rasulullah bertoleransi dalam perbedaan yang ada.

Pada awal hijrah, Rasulullah hidup di Madinah bersama dengan para penyembah berhala, kaum nasrani, dan orang-orang Yahudi. Dengan mereka semua Rasulullah menjalin pertemanan yang baik. Akan tetapi meskipun berteman baik, Rasulullah tidak terlarut dengan pergaulan tersebut. Rasulullah dengan teguh memegang ajaran Allah tanpa terkontaminasi sedikit pun.

Itulah teladan Rasulullah dalam bertoleransi. Bagaimana dengan kita? Dapatkah kita bertoleransi dengan orang lain? Jika dapat, apakah kita terlarut dalam toleransi tersebut?

Mode Fashion OkRek .  .

Contoh Sisipkan Kiriman (Embedded Posts) dari Facebook ke Blog






Embedded Posts are a simple way to put public posts - by a Page or a person on Facebook - into the content of your web site or web page. Only public posts from Facebook Pages and profiles can be embedded.

Catatan Sementara

 
© - Catatan Afandi Kusuma | Buku.suwur | Furniture.Omasae | JayaSteel | OmaSae | Alat Pesta + Wedding | Galvalum | DepoAirIsiUlang | Seluruh Arsip